Pengantar
Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin ini disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin yang ada diseluruh tubuh. Kelenjar endokrin sendiri mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh.
Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans pada pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan fungsinya. Menurut Tenzer, 1998 kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara lain, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus halus. Secara umum kelenjar Endokrin memiliki sifat sebagai berikut:
1. Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak pembuluh darah
2. Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi dua tipe:
Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks jaringan ikat.
Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel). Folikel tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan dalam aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.
3. Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional tanpa ada hubungan secara struktural.
4. Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi,
baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin antibodi.
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
Fungsi Utama Dari Sistem Endokrin
Sistem endokrin ini berfungsi untuk membantu mengatur dan menjaga berbagai fungsi tubuh dengan melepaskan hormon yang sering disebut sebagai pesan kimia. Hormon-hormon ini diproduksi dan disekresi oleh apa yang dikenal sebagai kelenjar endokrin.
Fungsi sistem endokrin
Kelenjar endokrin ini membentuk sistem endokrin. Hormon yang mereka hasilkan dan membantu mensekresikan untuk mengatur perkembangan generatif, pencernaan, pertumbuhan, reproduksi dan fungsi jaringan. Kelenjar ini termasuk tiroid, pankreas, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, badan pineal dan kelenjar reproduksi.
Sistem endokrin tidak bekerja sendiri, bekerja sama dengan sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh untuk dapat membentu fungsi tubuh dengan cara yang benar. Kelenjar ialah sekelompok sel yang memproduksi dan mengeluarkan atau melepaskan bahan kimia. Menyeleksi kelenjar dan menghilangkan bahan dari darah ialah proses yang mereka lakukan dan mengeluarkan produk kimia untuk digunakan di suatu tempat di tubuh.
Beberapa jenis kelenjar yang melepaskan sekresinya di daerah tertentu, misalnya kelenjar eksokrin seperti kelenjar keringat dan ludah, melepaskan sekresi pada kulit atau di dalam mulut. Kelenjar endokrin di sisi lain, melepaskan lebih dari 20 hormon utama langsung ke dalam aliran darah dimana mereka dapat diangkut ke sel-sel di bagian lain dari tubuh.
Macam-macam Kelenjar Endokrin
1. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus merupakan jenis kelenjar endokrin yang terletak di bawah otak besar aau celebrum yang mempunyai fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus ini mengeluarkan releasing hormon yang mempunyai fungsi untuk merangsang kelenjar hipofisis yang berguna bagi tubuh manusia.
2. Kelenjar Tiroid Dan Paratiroid
Kelenjar Tiroid ini berbentuk seperti H dan terletak di leher atas trakea serta menghasilkan hormon tiroksin. Sementara itu kelenjar paratiroid merupakan 4 kelenjar pada bagian belakang kelenjar tiroid dan termasuk kelenjar endokrin terkecil yang ada dalam tubuh manusia. Kelenjar ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan parathyroid hormone ( PTH ).
3. Kelenjar Adrenal
Adapun kelenjar adrenal ini terletak di bagian atas setiap ginjal. Setiap kelenjar tersebut tersusun atas dua bagian, yaitu korteks dan juga medula. fungsi korteks pada ginjal untuk menghasilkan hormon jenis kortikoid, sedangkan fungsi medula pada ginjal untuk menghasilkan hormon jenis adrenalin.
4. Kelenjar Pankreas
Adapun kelenjar pankreas ini terdapat dalam pulau – pulau hangerlandas. Kelenjar ini terdiri atas dua tipe, yaitu alpa dan juga beta. Adapun fungsi dari kelenjar jenis ini adalah untuk menghasilkan atau memproduksi hormon glucagon dan juga hormon insulin. Tanpa adanya insulin, keseimbangan metabolisme menjadi terganggu.
5. Kelenjar Kelamin ( Gonad )
Sesuai dengan namanya, kelenjar gonad merupakan kelenjar yang mempunyai fungsi untuk menghasilkan kelenjar hormon kelamin. Untuk wanita, gonad ini terletak pada bagian ovarium, sedangkan pada pria gonad ini terletak pada bagian testis. Jika terjadi gangguan pada bagian kelenjar ini, maka rangsangan yang ada menjadi ikut terganggu ya sobat.
6. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak pada tengah – tengah otak dan menghasilkan hormon timosin yang berfungsi untuk mengatur ritme biologis, misalnya saja pada saat tidur. Pada saat malam hari, konsentrasi melantonin akan tinggi sehingga membuat seseorang akan mengantuk sehingga tidur. Sedangkan pada siang hari, konsentrasi melantonin ini akan rendah sehingga membuat seseorang menjadi terjaga. Oleh karena itulah fungsi hormon ini sangatlah berperan penting bagi aktivitas manusia sehari – hari.
7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang terletak di bagian atas rongga dada. Kelenjar ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan hormone timosi yang berfungsi untuk pematangan limfosit T. Adapun limfosit T ini merupakan sejenis sel darah putih yang berperan dalam membantu menjaga sistem kekebalan tubuh (imunitas).
Macam-macam Hormon
Hormon pada tubuh manusia memiliki peranan yang penting. Setiap hormon memiliki kegunaan dan fungsinya masing-masing yang sangat di perlukan oleh tubuh.
Hormon di hasilkan oleh tubuh manusia sebagai pemacu organ yang ada di dalam tubuh manusia agar dapat bekerja dengan maksimal dan efektif. Hormon manusia memberikan efek yang baik dan ketika kita tidak memiliki hormon tersebut akan mengalami kekurangan sesuatu yang ada di dalam tubuh.
Berikut ini macam-macam hormon dalam tubuh manusia :
1. Adiponektin (Acrp30)
Jenis protein yang berasal dari jaringan adipose atau lemak yang ada di dalam tubuh. Fungsinya adalah Mengontrol sebagian proses dalam metabolism seperti regulasi glukosa dan katabolisme lipid, lalau membantu dalam mencegah penyakit misalnya seperti aterosklerosis, obesitas, penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) , diabetes tipe-2 dll.
2. Aldesteron (Hormon steroid)
Adalah bagian luar dari korteks adrenal kelenjar adrenal. Berfungsi untuk mengorong reabsorpsi natrium di dalam ginjal dan dapat meningkatkan volume darah, sehingga pelepasan kalium dan hydrogen dapat melalui ginjal, meningkatkan kadar retensi air dan kenaikan tingkat tekanan dalam darah.
3. Androstenedion (4-androstenedion dan 17- ketoestosterone)
Berada di Kelenjar adrenal dan gonad. Berfungsi sebagai pendorong produksi estrogen di sel granulosa dengan cara menyediakan substrat andtrostenedion.
4. Hormon antidiuretik (ADH) (Vasopresion arginine vasopressin)
Berada dalam hipofisis posterior. Berfungsi mengeluarkan ACTH di hipofisis anterior, dapat menyebabkan vasokontriksi sampai ke tingkat menengah, dan dapat menyebabkan retensi air dalam ginjal.
5. Angipstensinogen dan angiostensin (AGT)
Berada di hati. Berfungsi mengeluarkan aldosteron dari korteks adrenal dipsogen, dan dapat menyebabkan vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah
6. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
Terdapat di dalam komponen dari sumbu hipotalamus –hipofisis-adrenal hipofisis anterior. Berfungsi meningkatkan penyerapan lipoprotein ke dalam sel kortikal sehingga dapat lebih banyak kolesterol yang tersedia untuk dapat sel-sel korteks adrenal. Dapat mendorong pengangkutan kolesterol di dalam mitokondria dan dapatmerangsang hidrolisis. Hal ini yang dapat memainkan peran dalam sintetis dan sekresi gluco serta meneralo kortikosteroid dan steroid androgenic.
7. Antimullerian hormone (AMH) (sejenis protein, juga dikenal sebagai factor penghambat mullerian (IMF))
Terdapat di dalam testis. Berfungsi sebagai pembatasan sekresi prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior, dan dapat menghambat perkembangan saluran Mullerian ke dalam rahim
8. Atrial-natriuretic peptide (ANP) (Atriopeptin)
Terdapat di dalam jantung. Berfungsi meningkatkan laju filtrasi glomerulus (GFR), yang mengarah ke ekskresi besar membawa natrium dan air, dan meningkatkankan pelepasan asam lemak yang berasal dari jaringan adipose
9. Brain natriuretic peptide (BNP) (Tipe B peptide natriuretik)
Berasal dari jantung. Berfungsi untuk menurunkan tekanan darah karena dapat membantu dalam mengurangi resistensi pembuluh darah sistemik, dan dapat menurunkan tingkat darah air, sodium dan lemak
10. Calcidiol (25-Hidroksivitamin D3 atau bentuk tidak aktif vitamin D3)
Berasal dari kulit/tubulus proksimal ginjal. Berfungsi untuk mengetahui status vitamin D, dan dapat mendorong penyerapan kalsium di usus
11. Kalsitonim (CT) (Bentuk aktif dari vitamin D3)
Terdapat di dalam kelenjar tiroid. Berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dengan cara menghambat penyerapan kalsium di dalam usus, dan menghambat penyerapan kalsium di dalam ginjal sehingga dapat mempromosikan ekskresi kalsium yang melalui urin hal ini dapat mencegah aktifitas osteoklas yang berada di tulang dan berperan dalam regulasi vitamin.
12. Cholecystokinin (CCK) (hormon peptide)
Terdapat di duodenum (usus 12 jari, bagian awal usus kecil). Berfungsi mendorong pelepasan enzim di dalam pencernaan di pancreas dan empedu di kantong empedu, berperan aktif dalam menekan kelaparan untuk toleransi obat yang bertanggung jawab untuk dalam sistem pencernaan dan kenyang yang tepat.
13. Hormon corticotrophin, releasing (CRH) (corticoliberin, hormone polipeptida dan neurotrotransmiter)
Terdapat di hipotalamus. Berfungis untuk respon stress, dengan mereaksikan pelepasan ACTh dari hipofisis anterior, dan dapat menentukan periode kehamilan dan merangsang terjadinya nifas dan waktu pengiriman.
14. Kortisol (hormone steroid) (Glukokortikoid)
Terdapat di dalam korteks adrenal. berfungsi menghasilkan respon stress dan tingkat glukokortikoid darah dapat menurun, sebagai pengatur metabolism glukosa, dan dapat menekan system kekebalan tubuh. Untuk mendorong metabolism lemak, protein, dan karbohidrat, mengurangi pembentukan tulang. Dapat merangsang pematangan paru-paru janin.
15. Dhydroepiandrosterone (DHEA) (hormone steroid)
Berada di dalam testis, ginjal, ovarium. Berfungsi dan berperan mevirialisasi (perubahan prenatal yang di gunakan mentukan jenis kelamin, perubahan postnatal penyebab pubertas laki-laki norma, serta efek dari banyaknya androgen pada anak perempuan) dan merupakan anabolisme (melibatkan proses ke perkembangan dalam organ dan jaringan)
16. Dopamin (DPM/PIH/DA) (prolaktin penghambat hormone)
Terdapat di dalam hipotalamus dan ginjal. Berfungsi menentukan perilaku, kognisi dan gerakan sadar. Dapat meningkatkan tekanan yang ada pada denyut jantung dan tekanan darah. Dapat berperan fitur psikologis misalnya dalam motivasi hukuman dan imbalan. Dan dapat mengontrol pola tidur, memori kerja, mood, serta konsentrasi dan keterampilan belajar.
17. Dihidrostestoteron (DHT) (hormone s*ks androgen atau laki-laki)
Terdapat di dalam enzim 5a-reduktase. Berfungsi meningkatkan produksi hormone yang terdapat di prostat, folikel rambut, testis, dan pada kelenjar adrenal. Bertugas bertanggung jawab untuk pola kebotakan laki-laki. Berperan serta dalam pertumbuhan prostat (benih prostatic hyperplasia dan serta kanker prostat) dan diferensiasi.
18. Endotelin (Suatu jenis protein)
Terdapat sel x perut. Berfungsi mendorong kontraksi halus otot-otot perut.
19. Enkephalin (Endorfin)
Terdapat dalam ginjal. Berfungsi sebagai pengaturan nyeri.
20. Estradiol (E2) (Hormon s*ks)
Terdapat di testis pada laki-laki dan pada perempuan ovarium. Berfungsi pada laki-laki sebagai pencegah apoptosis (kematian sel deprogram) dari sel germinal. Dan pada wanita adalah berperan dalam pembekuan darah dan keseimbangan cairan, sebagian jenis-jenis kanker payudara, paru-paru dapat berfungsi dengan baik, kesehatan pada pembuluh darah dan kulit, dll, kemudian dapat meningkatkan aktivitas pembakaran lemak, pertumbuhan rahim dan endometrium, serta pembentukan tulang, dll. Hal ini dapat menyebabkan dalam menentukan tinggi badan tubuh anda, dapat membantu massa otot menjadi lebih rendah, dan mengurangi gerakan di dalam usus. Hal ini mereaksikan sintesis protein dan dapat meningkatkan kolesterol baik, trigliserida, kortisol, serta hormone pertumbuhan dll.
21. Estron (E1) (hormone s*ks, jenis estrogen)
Terdapat di dalam ovarium dan jaringan adipose. Berfungsi sebagai pembantu menjaga dalam kesehatan dengan menyeluruhan, terutama kesehatan wanita menopause dan dapat membuat penyakit tertentu pergi.
22. Estradiol (E3) (hormone s*ks, jenis estrogen)
Terdapat di dalam plasenta selama kehamilan. Berfungsi sebagai pembantu menjaga rahim diam selama kehamilan.
31 Macam Jenis Hormon Manusia Beserta Fungsinya Lengkap
23. Folicle-stimulating hormone (FSH)
Terdapat di dalam kelenjar hipofisis anterior. Berfungsi dalam proses pematangan folikel graafian di ovarium . Dapat mereaksikan spermatogenesis dan merangsang produksi protein antrogen serta mengikat dalam testis, pada pria dapat mengatur pertumbuhan, pubertas dan proses reproduksi di dalam tubuh lainnya.
24. Growth hormone-releasing hormone (GHRH) (faktor pertumbuhan hormone pelepas (GRF atau GHRF))
Terdapat pada hipotalamus. Berfungsi untuk memicu pelepasan hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior.
25. Thyroid-stimulating hormone (TSH) (Thyrotropin)
Terdapat dalam kelenjar hipofisis anterior. Berfungsi untuk mengatur pelepasan tiroksin (T4) dan triiodothyronime (T3).
26. Insulin
Berada dalam sel beta pancreas. Berfungsi mengatur metabolism karbohidrat dan lemak, dapat membantu dalam menjaga kadar glukosa darah yaitu dengan cara meningkatkan penyerapan glikosa yang ada dalam sel-sel hati, otot, dan jaringan lemak. Glukosa yang disimpan di bentuk dalam glikogen otot dan hati. Insulin dapat menghambat pelepasan glucagon dan tidak dapat memungkinkan tubuh menggunakan lemak yang sebagai sumber energy dengan cara melibatkan proses metabolisme.
27. Testosteron (hormone s*ks laki-laki) (hormone steroid)
Terdapat di testis pada laki-laki dan ovarium pada wanita, dalam kelenjar adrenal Berfungsi menentukan kepadatan di tulang, mementukan kekuatan pada massa otot. Hal ini berperan di dalam pertumbuhan bentuk jakun, jenggot, dan rambut ketiak, bulu dada, rambut kaki, dll. dan dalam perubahan tersebut mengenai pendalaman suara, pubertas (pematangan organ s*ksual, serta pengembangan skrotum, libido, dll.
28. Luteinizing hormone (LH) (lutropin)
Terdapat di hipofisis anterior. Berfungsi mengatur ovulasi pada wanita, dan pada laki-laki testosterone yang diproduksi dalam testis dengan adanya hormon.
29. Epinefrin (EPI) (Adrenalin, hormone dan neurotransmitter)
Terdapat di medula adrenal. Berfungsi menentukan lari atau melawan respon, dapat meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot dengan cara meningkatkan denyut jantung dan volume stroke, dapat meningkatkan katalisis dari glikkogen di dalam hati, dll. Fungsi lainnya adalah dapat mendorong relaksasi atau kontraksi otot polos bergantung dari jaringan. Dan hal ini dapat merangsang dalam pemecahan lipid di dalam sel emak dan menekan aktivitas yang terdapat di system kekebalan tubuh.
30. Calcitriol (1,25-Dihydroxyvitamin D3)
Terdapat di kulit atau tubulus proksimal ginjal. Berfungsi mengontrol pengiriman kalsium dari darah ke urin oleh ginjal, dapat meningkatkan penyerapan kalsium di usus ke dalam darah dan dapat membantu mereaksikan pelepasan kalsium ke dalam darah yang berasal dari tulang. Hal ini menghambat pelepasan yang berasal dari kalsitonin.
31. Antimullerian hormone (AMH)
Sejenis protein, dan sebagai faktor penghambat Mulleriam (MIF) berada di testis. Fungisnya adalah pembatasan sekresi prolaktin dan TRH di hipofisis anterior, serta dapat menghambat perkembangan di dalam saluran Mullerian ke dalam rahim.
Penyakit Sistem Endokrin
Penyakit atau Gangguan system endokrin terutama menimbulkan keadaan kelebihan atau defisiensi dari hormone akibat dari hiperfungsi atau hipofungsi dari kelenjar. Namun, ahli endokrinologi juga dihadapkan dengan tumor spesifik dan masalah lain dengan kelenjar endokrin yang kemungkinan tidak berkaitan dengan kelebihan atau defisiensi, kelainan primer atau sekunder dalam kepekaan terhadap hormone, dan sindroma iatrogenik.
HIPOFUNGSI
1. Destruksi Kelenjar
Penyebab yang paling lazim dari destruksi kelenjar endokrin adalah penyakit autoimun. Hal ini ditemukan pada sebagian besar dari diabetes mellitus dependen-insulin, hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, dan kegagalan gonad. Pada kelenjar hipofisis, suatu gangguan seperti tumor atau hipotensi sebagai akibat syok atau perdarahan merupakan penyebab yang lebih khas.
Setiap kelenjar endokrin dapat mengalami kerusakan, dengan akibat hipofungsi, oleh karena neoplasma, infeksi, atau perdarahan.
2. Gangguan Ekstraglanduler
Gangguan ini merupakan gangguan kerusakan terhadap kelenjar endokrin yang merupakan organ dengan fungsi utama lain. Contoh pada penyakit ginjal, menimbulkan konversi cacat akibat kelainan metabolik, kerusakan terhadap sel juxtaglomeruler penghasil rennin yang menyebabkan hipoaldoteronisme hiporeninemik, dan kerusakan terhadap sel-sel penghasil eritropoietin yang menyebabkan anemia.
HIPERFUNGSI
Hiperrfungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin biasanya timbul sebagai akibat tupmor. Adanya tumor menghasilkan kelebihan hormon. Contoh tumor pada hipofisis dapat menyebabkan produksi kelebihan dari sebagian besar hormone (ACTH, GH, PRL, TSH, LH, FSH, dll).
1. Cacat dalam kepekaan terhadap hormon
Resistensi primer terhadap sejumlah hormone telah diketahui; hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah tipe yangberbeda dari cacat pada reseptor hormone ataupun akibat fungsi di distal reseptor. Cacat genetic pada reseptor yang menimbulkan sindroma resistensi telah dilaporkan untuk glukokortikoid, hormone tiroid, androgen, vitamin D, PTH, ADH, GH, insulin, dan TSH. Cacat pascareseptor diketahui terjadi pada beberapa kasus pseudohipoparatiroidisme dan juga pada diabetes mellitus non dependen-insulin.
SINDROMA KELENJAR ENDOKRIN MULTIPEL
Kelenjar-kelenjar yang paling sering terlibat adalah paratiroid, hipofisis, pancreas, tiroid, dan adrenal. SIndroma ini biasanya ditemukan dalam pola pewarisan autosomal dominan.
Terdapat tiga jenis MEN:
MEN I (Warner Syndome), ditandai tumor pada kelenjar paratiroid ( hiperparatiroidime primer multiglandular), hipofisis (adenoma kromofob), dan pancreas (gastinoma).
MEN IIA (Sipple Syndrome), terjadi pada karsinoma medularis tiroid, hiperparatiroidisme, feokromositoma.
MEN IIB (MEN III), terjadi pada habitus marfanoid, dan neuroma mucosal multipel.
Referensi :
Wood,Diana,Ben Greenstein.2010.At a Glance Sistem Endokrin.Edisi
kedua.Jakarta: Erlangga.
Nixson Manurung, dkk, Sistem Endokrin, Penerbit Buku Pendidikan Deepublish, Jakarta, 2017
Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan, EGC.
Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan, EGC.